Saturday, August 06, 2011
4
Cara kepemimpinan yang baik

Adalah sebuah teori kesia siaan , kita sering dengar istilah kesuksesan besar seperti “ From zore to Hero” , ini akan berbanding terbalik dengan apa yang kita kupas tentang  “ZERO KILOMETER”.


Bayangkan situasi berikut  ini :
Dua buah mobil yaitu mobil A dan mobil B  dari kita sebut saja  Kota Delta , yang akan menuju ke kota Bahagia dengan masing masing mobil bermuatan 4 orang yang secara bergantian mengendara ( memimpin) perjalanan itu . Baik mobil A dan mobil B adalah jenis kendaraan yang sama , bbm yang sama banyak ,bekal pun sana , tiada beda diantara keduanya , hanya yang berbeda adalah karakter penumpangnya dan sama sama tidak tahu letak kota Bahagia , yang mereka tahu kota Bahagia terletak di sebelah utara kota Delta yang berjarak 400 KM jauhnya .
Perjalananpun dimulai setiap 100 KM mereka berganti Pengendara ( pemimpim) perbedaan keduanya adalah
*SETIAP MOBIL ” A”  BERGANTI PENGENDARA MEREKA SELALU KEMBALI KE TITIK AWAL KEBERANGKATAN KARENA KEBINGUNGAN ARAH MEREKA  , SEDANGKAN MOBIL “B” TETAP MELANJUTKAN PERJALANAN KE ARAH UTARA SESUAI DENGAN ARAH SEBENARNYA .
Simple saja , mobil manakah yang akan mendapatkan kemungkinan besar untuk sampai ke kota Bahagia ? Saya rasa kita akan sutuju mengatakan mobil B karena dia berjalan tampa henti kearah tujuannya .

Kisah Ilustrasi diatas adalah Filosofi dari  ”  TEORI ZERO KILOMETER “ . Tidak ada sedikitpun kemajuan yang diperoleh karena setiap berganti pemimpin akan selalu merombak semua yang dilakukan pendahulunya  . Baik yang sudah baik apalagi yang Jelek . Rumus Nol Kilometer ini sederhana saja yaitu
“ PEMIMPIN BARU HARUS DATANG DENGAN GEBRAKAN BARU “
Benarkah Filosofi Kiloterer Nol ini ??
Dalam leadership , seorang pemimpin atau Leader harus mempunyai Visi yang kuat dan mengarahkan setiap individu didalam organisasi atau institusi yang dipimpinanya untuk mencapai kinerja terbaik untuk mewujutkan visi tersebut. Jadi singkatnya ada dua ukuran praktis apakah seorang leader dinilai berhasil atau gagal . Yang pertama , apakah visi yang dicanangkan nya mengarah ketujuan yang tepat . Dan yang kedua sejauh mana ia berhasil mencapai visinya tersebut.

Sebagai contoh :
Lee Kuan Yeu dinilai berhasil karena dia dengan tepat membangun visi Singapura untuk memiliki standar hidup seperti si Swiss dan pada Pergantian Millenium Singapura dengan bangganya mengatakan bahwa visi yang dicanagkan Lee jauh 40 tahun yang lalu telah berhasil mereka raih walaupun Lee bukan lagi perdana Mentri mereka lagi artinya pengganti Lee selanjutnya meneruskan visi pemimpin yang lama dengan perbaikan dan berbagai strategi untuk menuju visi pendahulunya dan alhasil Singapura berhasil menjadi kan dirinya sebagai Negara yang sangat berperan Vital di ASIA . visi itu tidaklah meti keluar dari sang kader tapi yang penting sang Leader mempunyaki komitmen kuat terhada visinya .
Persoalan yang paling mendasar antara sang Leader dan visi yang hendak dicapai adalah masalah waktu kepenjabatan , kurun waktu yang lebih singkat menjadi factor penghalang terwujutnya visi yang di emban , “  TIDAK AKAN ADA YANG BISA MEWUJUTKAN SEBUAH VISI BESAR DENGAN WAKTU YANG SANGAT SINGKAT “.
Kita kembali ke Lee dan singapura , tidak cukup waktu baginya mewujutkan visi tersebut di tiga puluh satu tahun kepemimpinannya , baru setelah 9 tahun kemudian barulah visinya tercapai dengan baik , artinya penerusnya memahami bahwa visi yang di emban . lalu bagaimana mengatasi dilemma waktu kepemimpinan tersebut ? ,
 Pilihan pertama adalah memberilan waktu yang cukup  bagi sang Leader untuk mewujutkan visinya tersebut dengan sebuah kesepakatan bahwa visinya itu memang tepat dan disepakati bersama untuk menghasilkan cara kepemimpinan yang baik . manun karena waktu yang diberikan pada sang Leadaer cukup lama maka perlu dipastikan pula sang Leader mempuni secara intelektual , emosional dan spiritual . Persoalannya untuk mencari Leader eperti utu membutuhkan waktu yang lama pula untuk membentuknya . Dalam dunia Bisnis kita mengenal  Jack Welch yang lahir dari proses ini sebelum Reginald Jone meletakkna jabatannya sebagai COE di General Electric menyeleksi sekitar seribu limaratus orang dan melakukan berbagai tes sebelum akhirnya pilihan itu jatuh pada Jack Welch , Jack merangkan ke posisi puncak mulai dari Vice Presidentahun 1972 hingga akhirnya jadi COE Thun 1981 selama 9 tahun Jack di kader tapi dia dipercara selama 20 tahun memimpim GE  demi mendapatkan calon kepemimpinan yang baik dalam organisasi atau perusahaan .

Pilihan kedua adalah , kesinambungan antara program kerja pendahulu ndengan leader pengganti  saran ini sebenarnya sangat mungkin dilakukan andai saja kedua Leader tersebut mendiskisikan apa yang telah dan akan dilakukan , apa yang harus dilanjutkan dan apa yang harus diperbaiki oleh Pemimpin berikutnya , sayangnya pilihan ini serasa tidaklah mudah mengingat kedua leader tidak saling melakukan pembicaraan dan tidak bersedia melanjutkan Visi yang sudah dicanangkan . Sangat jarang Leader baru bertanya pada pendahulunya untuk visi dan hal hal apa saja yang sudah dicapai . Celakanya lagi Leader yang lama lebih khawatir bila penggantinya kelak dinilai lebih sukses darinya , sebaliknya lagi si Leader baru tak mau melanjutkan karena takut danggap hanya meneruskan visi pendahulunya bukan visi original-nya .. SUNGGUH SITUASI EGO YANG RUMIT .
Mungkin karena itulah muncul semacam keyakina bahwa PEMIMPIN BARU HARUS MEMBAWA PERUBAHAN BARU . Sehingga apapun itu yang ditinggalkan Pemimpin lama harus ditinggalkan dan diganti dengan cara barunya , sungguh inilah yang dimanakan KEPEMIMPINAN YANG MENGANUT TEORI NOL KILOMETER .
Tentu tidak semuanya yang lama harus diganti baru bukan ?? tidakkah lebih baik kita beri ruang untuk memperbaiki atau mempertajam visi lama agar kita tidak terjebak dalam kepemimpinan Nol Kilometer , itulah sebabnya di Jepang untuk memagangkan pengganti seorang leader sebelum mengambil alih kepemimpinan agar bisa memberi  ruang diskusi dan ruang bagi sang leader baru untuk member strategy pendukung visi Leader yang lama karena untuk mencegah seorang leader kembali ke nol kilometer  tidak cukup waktu dengan sebuah acara serah terima jabatan  dan farewell perty yang lebih banyak diisi dengan acara seremonial yang hanya berlansung tak lebih dari 2 jam  saja bukan ?
Dan apa yang terjadi bila visi lama ternyata tidak sesuai lagi dengan zaman yang berkembang , tentu sang Leader baru mempunyai hak Preogratif untuk membuat terobosan baru tampa kembali ke Nol Kilometer .

Note :
Kita semua berharap tulisan ini bisa mengubah paradigma lama yang membuat Negara kita kembali ke Nol Kilometer ketika berganti kepemimpunan baru … kita lihat saja … saya berani di bantah untuk ini .Tak satupun pemimpin baru Negara ini bertanya pada pendahulunya tentang apa yang sudah dicapai dan apa yang akan dia lakukan … ada yang berani membantah ??


Salam

TSA

4 comments:

AcerNoval said...

nice posting, keep blogging :D

Tengku Said Annuhsi said...

Acer Noval , terimakasih Bro :)
mudah mudahan kita semua termotivasi untuk ini ya , he he he...... dan tidak terjebak dengan KEPEMIMPINAN ZERO KILOMETER

Shear said...

Artikelnya mantab sob. "Pemimpin baru harus datang dengan gebrakan baru"

Tengku Said Annuhsi said...

Bro Shear , boleh dengan pemahaman seperti itu tetapi jangan terjebak dengan situasi kepemimpinan zero kilometer :)....

CARI ARTIKEL LAIN

TEKNIK

More on this category »

KEHIDUPAN

More on this category »

PEKERJAAN

More on this category »