JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah menetapkan bea keluar crude palm oil (minyak sawit mentah) untuk bulan Maret sebesar 10,5 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dari bulan Februari yakni sebesar 9 persen. Bea keluar tersebut lebih tinggi dari Malaysia, yang mematok di level 4 persen.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bahrul Chairi, Minggu (24/2/2013) mengatakan kenaikan bea keluar CPO dipicu oleh naiknya harga di tingkat internasional.
Hal itu terlihat dari harga patokan ekspor untuk bulan Maret yang naik 5,11 persen menjadi 782 dollar AS per metrik ton.
Untuk bea keluar p roduk turunan CPO mengalami kenaikan dari 4 persen menjadi 5 persen. Untuk Hydrogenated RBD Palm Olein bea keluarnya naik dari 3 persen menjadi 4 persen, paparnya.
Dalam kenaikan ini mungkin saja akan berdanpak pada pembukaan lahan karena semakin tingginya biaya produksi yang ditanggung oleh pengusaha ..
Salam
ANNUHSI ǁ™ᵃᵃᶰ™ǁ TSA
Angka tersebut lebih tinggi dari bulan Februari yakni sebesar 9 persen. Bea keluar tersebut lebih tinggi dari Malaysia, yang mematok di level 4 persen.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bahrul Chairi, Minggu (24/2/2013) mengatakan kenaikan bea keluar CPO dipicu oleh naiknya harga di tingkat internasional.
Hal itu terlihat dari harga patokan ekspor untuk bulan Maret yang naik 5,11 persen menjadi 782 dollar AS per metrik ton.
Untuk bea keluar p roduk turunan CPO mengalami kenaikan dari 4 persen menjadi 5 persen. Untuk Hydrogenated RBD Palm Olein bea keluarnya naik dari 3 persen menjadi 4 persen, paparnya.
Dalam kenaikan ini mungkin saja akan berdanpak pada pembukaan lahan karena semakin tingginya biaya produksi yang ditanggung oleh pengusaha ..
Salam
ANNUHSI ǁ™ᵃᵃᶰ™ǁ TSA
0 comments:
Post a Comment