4DX today (OM CARE)
A: “Goal saya, achieve 5M sales akhir tahun ini. Titik.”
B: “Wow 😱keren, lalu rencana kamu mau ngapain tiap hari agar goal itu tercapai?”
A: “Pokoknya ya siapkan part yg banyak dan terapkan seperti yg tahun lalu, biar achieve terus.”
Kebanyakan kita cenderung berfokus pada “Lag Measures” atau pengukuran seberapa baik kita mencapai goal di masa lalu. Kenapa demikian? Karena Lag Measuressangatlah mudah diukur, dalam contoh di atas, cukup dengan banyakin stok saja dan telp cust. Namun dalam konsep 4DX – The 4 Disciplines of Execution, ditekankan bahwa kita justru haruslah bertindak/berfokus pada Lead Measureskarena inilah salah satu kunci penting keberhasilan eksekusi.
Bilamana kita hanya melakukan rencana di atas: banyakin stock dan call customer belum tentu kita dapat mencapai goal sesuai yang diharapkan. Kenapa?
Karena banyakin stock dan call cust sama sekali tidak spesifik. Menaikkan inventory belum tentu bisa menaikkan target, demikian pula call cust merupakan upaya melihat apakah kita sudah mencapai goal atau belum; dan sama sekali tidak dapat dipengaruhi karena lag measures adalah hasil dari upaya masa lalu
Berkebalikan 180 derajat dari Lag Measures, Lead Measures justru memiliki dua karakteristik:
Terukur : artinya jika Lead Measures bergerak, maka Goal / Lag Measures akan bergerak pulaDapat dipengaruhi, artinya kita memiliki kontrol sepenuhnya di tangan kita
Misalnya, pencapaian 5M pada akhir tahun 2018 adalah Goal (Lag Measures), sementara melihat kebutuhan & Visit 2 cust adalah Lead Measures, karena:
Terprediksi: jika kita menjaga inventory dan call cust dipengaruhi: pengetahuan akan kebutuhan dan estimasi belanja setiap hari adalah murni keputusan kita
Misalkan kita tinggal di Pekanbaru dan ingin mengadakan perjalanan ke Padang (Goal / Lag Measures). Jarak PKU – Padang adalah 600 km. Jika kita mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Padang?
Banyak orang, termasuk Anda barangkali, akan menjawab 10 jam. Namun bagaimana bila ternyata rute yang diambil adalah ke arah Barat daya (arah taluk) atau barat laut(arah pasir), dan justru bukan ke arah barat? Tentu tidaklah mungkin sampai di Padang dalam 10 jam bukan? Inilah yang saya maksudkan dengan terprediksi. Tindakan yang dilakukan haruslah selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika dari PKU ingin ke Padang, ya harus menempuh rute Bamgkinang – Pangkalan– harau– Bukit hingga akhirnya sampai di Padang.
Selanjutnya, jika kita menumpang bis umum, dapatkah kita mencapai Padang dari PKU dalam waktu 10jam? Sulit bukan? Karena kita tidak memiliki pengaruh atas berjalannya bis umum tersebut. Sopir bis umum biasanya harus menghentikan bis pada beberapa terminal yang telah ditentukan, juga harus berhenti untuk menurunkan dan menaikan penumpang, dan lain-lain.
Jadi, dengan dua contoh di atas, kita tentu semakin jelas dengan syarat Terprediksidan Dapat Dipengaruhi, bukan?
Bagaimana dengan target penjualan yang harus mencapai 400 juta per-bulan misalnya? Ok, masih ingat syaratnya Lead Measures? Ya betul, Terprediksi dan Dapat Dipengaruhi. Kita asumsikan, penjualan 5M dapat tercapai jika bisa menjual produk ke 100 cust(alias masing2cust adalah Rp 500 juta). Dari statistik historis penjualan yang kita miliki, diketahui bahwa dari 500x call, ada 300 calon pembeli yang tertarik, dan akhirnya mengerucut ke 100 pembeli. Sehingga otomatis bisa kita hitung dan prediksikan bahwa kita perlu melakukan 500x call cust, di mana akan ada 200 calon pembeli yang tertarik, dan menghasilkan 100 pembeli. kalau tidak tercapai, maka target kita terancam tidak tercapai. Itu TAHUN DULU
Di artikel ini kita telah belajar bertindak pada Lead Measures:
Mengerti perbedaan pokok Lead Measures vs Lag MeasuresKriteria penting Lead Measures: Terprediksi dan Dapat Dipengaruhi
Manfaatkan momentum ini untuk segera merumuskan Lead Measures seperti apa yang cocok untuk WIG Anda?
Salam
TSA
A: “Goal saya, achieve 5M sales akhir tahun ini. Titik.”
B: “Wow 😱keren, lalu rencana kamu mau ngapain tiap hari agar goal itu tercapai?”
A: “Pokoknya ya siapkan part yg banyak dan terapkan seperti yg tahun lalu, biar achieve terus.”
Kebanyakan kita cenderung berfokus pada “Lag Measures” atau pengukuran seberapa baik kita mencapai goal di masa lalu. Kenapa demikian? Karena Lag Measuressangatlah mudah diukur, dalam contoh di atas, cukup dengan banyakin stok saja dan telp cust. Namun dalam konsep 4DX – The 4 Disciplines of Execution, ditekankan bahwa kita justru haruslah bertindak/berfokus pada Lead Measureskarena inilah salah satu kunci penting keberhasilan eksekusi.
Bilamana kita hanya melakukan rencana di atas: banyakin stock dan call customer belum tentu kita dapat mencapai goal sesuai yang diharapkan. Kenapa?
Karena banyakin stock dan call cust sama sekali tidak spesifik. Menaikkan inventory belum tentu bisa menaikkan target, demikian pula call cust merupakan upaya melihat apakah kita sudah mencapai goal atau belum; dan sama sekali tidak dapat dipengaruhi karena lag measures adalah hasil dari upaya masa lalu
Berkebalikan 180 derajat dari Lag Measures, Lead Measures justru memiliki dua karakteristik:
Terukur : artinya jika Lead Measures bergerak, maka Goal / Lag Measures akan bergerak pulaDapat dipengaruhi, artinya kita memiliki kontrol sepenuhnya di tangan kita
Misalnya, pencapaian 5M pada akhir tahun 2018 adalah Goal (Lag Measures), sementara melihat kebutuhan & Visit 2 cust adalah Lead Measures, karena:
Terprediksi: jika kita menjaga inventory dan call cust dipengaruhi: pengetahuan akan kebutuhan dan estimasi belanja setiap hari adalah murni keputusan kita
Misalkan kita tinggal di Pekanbaru dan ingin mengadakan perjalanan ke Padang (Goal / Lag Measures). Jarak PKU – Padang adalah 600 km. Jika kita mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Padang?
Banyak orang, termasuk Anda barangkali, akan menjawab 10 jam. Namun bagaimana bila ternyata rute yang diambil adalah ke arah Barat daya (arah taluk) atau barat laut(arah pasir), dan justru bukan ke arah barat? Tentu tidaklah mungkin sampai di Padang dalam 10 jam bukan? Inilah yang saya maksudkan dengan terprediksi. Tindakan yang dilakukan haruslah selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika dari PKU ingin ke Padang, ya harus menempuh rute Bamgkinang – Pangkalan– harau– Bukit hingga akhirnya sampai di Padang.
Selanjutnya, jika kita menumpang bis umum, dapatkah kita mencapai Padang dari PKU dalam waktu 10jam? Sulit bukan? Karena kita tidak memiliki pengaruh atas berjalannya bis umum tersebut. Sopir bis umum biasanya harus menghentikan bis pada beberapa terminal yang telah ditentukan, juga harus berhenti untuk menurunkan dan menaikan penumpang, dan lain-lain.
Jadi, dengan dua contoh di atas, kita tentu semakin jelas dengan syarat Terprediksidan Dapat Dipengaruhi, bukan?
Bagaimana dengan target penjualan yang harus mencapai 400 juta per-bulan misalnya? Ok, masih ingat syaratnya Lead Measures? Ya betul, Terprediksi dan Dapat Dipengaruhi. Kita asumsikan, penjualan 5M dapat tercapai jika bisa menjual produk ke 100 cust(alias masing2cust adalah Rp 500 juta). Dari statistik historis penjualan yang kita miliki, diketahui bahwa dari 500x call, ada 300 calon pembeli yang tertarik, dan akhirnya mengerucut ke 100 pembeli. Sehingga otomatis bisa kita hitung dan prediksikan bahwa kita perlu melakukan 500x call cust, di mana akan ada 200 calon pembeli yang tertarik, dan menghasilkan 100 pembeli. kalau tidak tercapai, maka target kita terancam tidak tercapai. Itu TAHUN DULU
Di artikel ini kita telah belajar bertindak pada Lead Measures:
Mengerti perbedaan pokok Lead Measures vs Lag MeasuresKriteria penting Lead Measures: Terprediksi dan Dapat Dipengaruhi
Manfaatkan momentum ini untuk segera merumuskan Lead Measures seperti apa yang cocok untuk WIG Anda?
Salam
TSA
0 comments:
Post a Comment