Hubungan Ekonomi Indinesia
Autralia semakin membaik dilihat dari besarnya minat beberapa perusahaan
penyedia alat , pelatihan teknologi pertambangan serta jasa konsultasi
pertambangan sebanyak 45 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Australia
berminat untuk berinvestasi terhadap 172 proyek pertambangan di Indonesia.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Parlemen Australia untuk Perdagangan, Kelvin Thomson di acara peresmian Konferensi dan Pameran Pertambangan ozmine 2013 di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (16/4).
"Hubungan perdagangan dan investasi antara Australia dan Indonesia telah berkembang dengan sangat baik selama bertahun-tahun, khususnya dalam hubungan bisnis di sektor pertambangan," ujarnya.
Kelvin mengungkapkan, selain itu sejumlah perusahaan Australia yang bergerak di sektor penyediaan alat, pelatihan, teknologi, keahlian dan jasa pertambangan juga telah menyampaikan minat serius terhadap perusahaan-perusahaan dari luar Australia, termasuk beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia.
Saat ini, tambah Kelvin, Pemerintah Australia telah memberikan kontribusi sebanyak A$ 17,45 juta untuk Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) dari tahun 2007 sampai dengan 2015, untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pendapatan dari sektor pertamabangan dan migas.
Komitmen Australia ini diperkuat dengan investasi Pemerintah Australia sebesar A$ 105 juta untuk Mining for Development Initiative selama tiga tahun terakhir, yang ditujukan memberikan masukan-masukan praktis serta layanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, yang akan difokuskan pada 'good governance' dan regulasi, pelestarian lingkungan hidup dan komunitas, serta efektifitas operasi dan keselamatan, jelasnya
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Parlemen Australia untuk Perdagangan, Kelvin Thomson di acara peresmian Konferensi dan Pameran Pertambangan ozmine 2013 di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (16/4).
"Hubungan perdagangan dan investasi antara Australia dan Indonesia telah berkembang dengan sangat baik selama bertahun-tahun, khususnya dalam hubungan bisnis di sektor pertambangan," ujarnya.
Kelvin mengungkapkan, selain itu sejumlah perusahaan Australia yang bergerak di sektor penyediaan alat, pelatihan, teknologi, keahlian dan jasa pertambangan juga telah menyampaikan minat serius terhadap perusahaan-perusahaan dari luar Australia, termasuk beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia.
Saat ini, tambah Kelvin, Pemerintah Australia telah memberikan kontribusi sebanyak A$ 17,45 juta untuk Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) dari tahun 2007 sampai dengan 2015, untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pendapatan dari sektor pertamabangan dan migas.
Komitmen Australia ini diperkuat dengan investasi Pemerintah Australia sebesar A$ 105 juta untuk Mining for Development Initiative selama tiga tahun terakhir, yang ditujukan memberikan masukan-masukan praktis serta layanan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, yang akan difokuskan pada 'good governance' dan regulasi, pelestarian lingkungan hidup dan komunitas, serta efektifitas operasi dan keselamatan, jelasnya
Hal ini juga tidak terlepas
dari Flexibilitas pemerintah indonesia
yang semakin membaik , seterti yang dituturkan oleh H. E. Greg
Moriarty, Duta Besar Australia
untuk Indonesia .
Beberapa permasalahan yang
menjadi obstacle dalam pelaksanaan pertambangan seperti pembebasan lahan dan
sosial
Sementara
itu, untuk isu renegosiasi Kontrak Karya dan PKP2B, Pemerintah Australia sendiri mengembalikan pada
masing-masing perusahaan Australia
yang terlibat di dalamnya.
Menurut kami, kontrak adalah kontrak, sesuatu yang telah disepakati dan harus dijalankan. Namun, kami mengembalikan kepada pihak perusahaan masing-masing apabila mereka hendak melakukan renegosiasi, ujarnya.
Ketika ditanyakan mengenai pengaruh otonomi daerah dengan investasi di bidang pertambangan, Dubes Australia tersebut menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan positif dari perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten.
Menurut kami, kontrak adalah kontrak, sesuatu yang telah disepakati dan harus dijalankan. Namun, kami mengembalikan kepada pihak perusahaan masing-masing apabila mereka hendak melakukan renegosiasi, ujarnya.
Ketika ditanyakan mengenai pengaruh otonomi daerah dengan investasi di bidang pertambangan, Dubes Australia tersebut menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan positif dari perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten.
Sementara ini fokus
komoditas yang digarap oleh perusahaan-perusahaan dari negeri kangguru tersebut
adalah batubara dan emas, meskipun belakangan ini beberapa perusahaan juga
telah mengungkapkan ketertarikan dalam eksplorasi nikel dan aspal. Kebanyakan
proyek berada di daerah Kalimantan, namun investasi dari Australia di
bidang pertambangan juga sudah tersebar terutama di Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, dan Pulau Sumatera
baca juga posting PERTAMBANGAN lainnya
Salam
TSA
0 comments:
Post a Comment